Sunday, March 23, 2008

Pengalamanku

aku adalah anak seorang petani yang hidup dengan pas-pasan, tapi aku termasuk beruntung karena diantara saudaraku tidak ada yang tamat sampai SMP, kebanyakan hanya sampai lulus SD saja kemudian langsung membantu orang tua dikubun hingga menjadi seorang petani tulen, ini adalah sebuah tradisi yang tak bisa dielakkan. ini adalah awal pembrotakanku karenaini pasti akan menimpa aku, sejujurnya aku tak sudi menjadi seorang petani walaupun kuakui profesi petani itu tidaklah hina, aku merasakan sejak duduk dibangku SMP, karena setiap hari libur sekolah saya harus membantu kedua orang tuaku di kebun, dalam hati kecilku selalu membrontak karena waktu untuk bermain, beristirahat, berkumpul dengan teman sebayaku selayaknya anak-anak yang lainya sirna di kebun kadang ini nggak adil bagiku karena anak seusiaku harus bekerja layaknya orang dewasa, kadang aku merasa malu bila menolak ajakan teman-teman untuk bermain bersama atau berkumpul dengan teman-temanku dengan alasan yang kurang masuk akal ditelinga mereka.
kejadian ini kurasakan selama kurang lebih tiga tahun, aku tak bisa menolaknya karena berarti aku harus putus sekolah, itu yang pasti aku dapatkan andai saja aku menolak keinginan orang tuaku.

No comments: